Selasa, 15 Maret 2011

E- Commerce

2011
03.11
Dalam pikiran saya, muncul sebuah pertanyaan, apakah E-Commerce di dunia ini nyata ? Di zaman yang modern saat ini, telah banyak terjadi perkembangan teknologi yang sangat pesat, disamping itu hal itu pun juga mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi yang kian berkembang. Bahkan kegiatan ekspor impor sudah menjadi hal yang biasa. Selain itu mereka yang melakukann kegiatan ekonomi, sekarang dapat melakukan bisnis dengan jarak jauh.
Para pelaku bisnis dapat melakukan bisnis jarak jauh, ditunjang dengan adanya jaringan internet yang mempermudah komunikasi mereka. Sehingga mereka dapat melakukan aktivitas bisnis atau perdagangan tanpa harus tatap muka, kegiatan semacam ini yang disebut dengan E-Commerce. Dengan adanya E-Commerce, kegiatan bisnis menjadi lebih mudah dan aman. Sehingga E-Commerce merupakan kegiatan bisnis yang nyata, namun dapat dilakukan dalam dunia maya.

Lantas bagaimana cara mengevaluasi besarnya tekanan bisnis yang ada?Ditengah era globlalisasi saat ini, telah banyak berkrembang para pelaku bisnis. Sehingga kemungkinan besar peluang persaingnan bisnis semakin kuat. Hal ini menjadikan para pelaku bisnis untuk pintar – pintar memutar otak supaya bisnisnya masih dapat bertahan dan bersaing dengan para pebisnis lainnya, selain itu sebisa mungkin dapat menguasai pangsa pasar.
Namun dalam kenyataannya , hal ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, masih banyak yang harus dipikirkan oleh pelaku bisnis, misalnyamencari ide – ide baru dan bagus sehingga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para konsumen serta tahu apa yang diinginkan oleh konsumen. Dalam E-Commerce, dalam mengevaluasi besarnya tekanan bisnis yang, pelaku E-Commerce harus dapat membuat sebuah terobosan baru ataupun ide yang menarik namun dapat menarik banyak konsumen.  Tidak hanya ide saja, namun faktor informasi juga sangat berpengaruh besar untuk meyakinkan para konsumen. Menurut survey yang dilakukan oleh CommerceNet http://www.commerce.net dijelaskan bahwa para konsumen atau pebelanja masih belum menaruh kepercayaan kepada E-Commerce, mereka juga tidak dapat menemukan apa yang mereka inginkan , serta belum ada cara yang mudah dan sederhada dalam proses pembayaran.
Selain itu, para pelanggan E-Commerce masih takut dengan adanya modus penipuan, rahasia personal pribadi mereka menjadi tersebar dan kinerja jaringan yang kurang baik. Sehingga dalam dunia E-Commerce sangat di butuhkan kepercayaan yang kuat antara pelanggan dan perusahaan agar dapat terus bersaing di pasaran.

Apa yang harus menjadi strategi perusahaan saya terhadap EC?. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, setiap perusahaan harus dapat memiliki strategi yang kuat agar dapat survive dan bersaing dengan para pelaku bisnis yang lainnya. Manajemen perusahaan harus selalu dapat mencari cara dan terobosan baru serta mengeksploitasi masing – masing pengetahuan dan sumber daya anggotanya untuk mengahasilkan sebuah produk baru , maupun jasa untuk dapat bersaing dengan pebisnis lainnya. Namun disini tidak hanya mementingkan kualitas produknya saja, tetapi faktor sistem pemasaran guna memperoleh kepercayaan dari para konsumen ataupun pelanggan juga harus dipikirkan.
Dalam dunia maya, pelanggan harus berfikir dua kali dalam melakukan transaksi, karena mereka takut terjadi hal – hal yang tidak diinginkan seperti penipuan dan sebagainya. Sehingga, dalam membangun sebuah toko virtual dalam dunia maya lebih sulit dari pada membuat toko fisikal yang jelas nyata terlihat. Oleh karena itu,dengan banyaknya masalah yang sering timbul dalam bisnis E-Commerce, tidak hanya kualitas barang dan jasa saja yang harus diperhatikan, namun harus ada strategi khusus yang harus diperhatikan agar tetap eksis dalam persaingan bisnis E- Commerce. Lantas bagaimana caranya ? Yang terpenting adalah bagaiamana kita memanfaatkan teknologi certificate authority dan  network security yang merupakan teknologi pendukung untuk membangun kepercayaan tersebut. Jika kita perhatikan  bagaimana proses kepercayaan pada seseorang itu tumbuh secara alamiah ?  Biasanya berjalan dengan perlahan tidak secara langsung, mulai dari perkenalan masing-masing maupun informasi lainnya. Kadang memang akan lebih cepat dengan atribut yang biasa digunakan  misalnya bentuk-bentuk tertentu berupa warung yang dapat diasumsikan dapat dipercaya untuk dilakukan transaksi dagang. Selain itu juga dibutuhkan SDM IT yang benar – benar tangguh untuk menjalankan roda bisnis E-Commerce, karena di era yang serba penuh dengan persaingan bsinis yang  kuat, tanpa adanya SDM IT yang handal, maka data perusahaan dapat dibajak atapun di Hack oleh mereka yang mempunyai kemampuan IT yang lebih dari kita.

Mengapa B2B begitu menarik? Bussiness to Bussiness (B2B) menggambarkan transaksi perdagangan antara dua perusahaan atau lebih antara produsen dan grosir atau antara grosir dengan pengecer. Umumnya B2B meliputi perusahan – perusahaan besar yang memiliki profit tinggi, sehingga dibutuhkan kerjasama antar perusahaan lainnya. Misalnya perusahaan jasa Airlines ataupun jasa penerbangan. Mereka bekerjasama dengan perusahaan – perusahaan lainnya untuk mendukung industri jasa mereka. Misalnya mereka bekerja sama dengan Pertamina, jasa Cattering, jasa keamanan, Bank, dan sebagainya. Sehingga antar perusahaan terdapat ketergantungan satu sama lainnya. Oleh karene itu, B2B meruapakan salah satu bentuk bisnis yang sangat menarik karena memiliki potensial dan produktifitas kerja yang sangat tinggi, waktu transaksi yang cepat karena dilakukan sekaligus bersamaan dalam jumlah yang  besar dan dengan baiaya yang minim.

Apa cara terbaik untuk belajar tentang EC? Dalam belajar tentang E-Commerce, modal utama ialah kemampuan berbahasa inggris, karena kita tidak hanya dihadapkan pada orang – orang domestik saja, namun kita akan dihadapkan pada orang asing juga. Selain itu kemauan dalam  membaca serta kemampuan IT dalam  menggunakan internet. Faktor yang paling utama dalam belajar E-Commerce, ialah bagaimana membangun sebuah kepercayaan kepada para pelanggan kita nanti. Untuk memulai E-Commerce pertama kita  disarankan untu memiliki Website atau Blog, untuk mempermudah cara kerja kita, untuk Website atau Blog,  kita bisa mendapatkannya dengan membeli, menyewa atau membuat sendiri dengan gratis. Kemudian kita dapat mulai menjalankannya dengan panduan reverensi dari buku ataupun internet.

Apa isu-isu etis tentang e-commerce? Dalam E-Commerce isu-isu etis yang harus diperhatikan antara lain:
1. Masalah privasi konsumen ataupun pirvasi pebisnis
2. Kekayaan intelektual
3. Masalah kebebasan berbicara
4.  Masalah pajak
5.  Perlindungan konsumen

Bagaimana kegagalan bisinis E-Commerce dapat dihindari? Dalam melakukan bisnis E-Commerce, kemungkinan kegagalan dapat terjadi, kita dapat menentukan langkah yang tepat guna mengatasinya. Berdasrkan hasil survey, ada beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan E-commerce, antara lain :
a. Masih kurangnya komitmen dari pihak manajemen sehingga strategi IT tidak selaras dengan strategi perusahaan.
b. Pemilihan vendor dan infrastruktur yang tidak tepat, menyebabkan aplikasi yang tidak sempurna, koneksi yang tidak stabil, maupun rentannya sistem terhadap serangan.
c. Minimnya undang-undang yang melindungi transaksi online, membuat tidak semua konsumen merasa nyaman berbelanja melalui internet.
d. Adanya resiko berupa serangan terhadap sistem, seperti hacker, virus, worm, dan trojan.
Oleh karena itu, dengan adanya fakta tersebut, kita harus dapat meningkatkan relasi kerja sama antar perusahaan dan antar anggota sehingga tercapai menjadi tujuan yang diinginkan. Pemilihan vendor dan infrastruktur yang tepat, menjadikan aplikasi yang sempurna, koneksi yang stabil, sistem kuat  terhadap serangan. Serta meningkatkan security terhadap sistem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pages