Kamis, 05 November 2009

THE WORLD'S FIRST HERITAGE INTERHASH

Borobudur Borobudur Temple

BOROBUDUR  

With daily International flights from Jakarta, Bali and Singapore, our intended Hash HQ will be at the Royal Palace City of Jogjakarta, Central Java. With Visas available on arrival, it’s a very tourist friendly and easy place to get in.

Jogjakarta   is rich in Culture, residence of the Royal Palace of the King of Java, the spectacular Ramayana ballet at the Prambanan Temple and just a one hours drive away lies the incredible Borobudur Temple. Jogja is also famous for its Shadow Puppet Shows and is a major designer and producer of fine Batik. 
                                                       
So, here’s what you really want to know. Jogja offers accommodation from 5 Star hotels to simple Losmans. Java is famous for its diverse selection of Local and International food with prices so cheap compared to the West. Java also grows some of the best Coffee, Tea and Tobacco in the world.
Getting around is easy, Taxis are cheap and plentiful, and there’s ‘nightlife’ to cater for everyone!

Hashing in Java is famous for its amazing sunsets and spectacular scenery. With runs through Rice Terraces, Rainforests, Rivers, Caves and Waterfalls, around Lakes and up Volcanoes.
We are not strangers to large groups, we hosted the Pan Indo event in 2005.

What we can promise you is that the beer will be cold and plentiful with no queues, a massive stage and dining area, amazing runs with no transport hassles, beer on the buses to and from the runs, ice, a Down Down Competition, a Red Dress Run around the Borubudur Temple , A spectacular Sunrise run up Mt. Bromo, a Live Volcanoe run up Mount Merapi, Pre and Post Lubes planned in neighboring Jogyakarta, Jakarta, Bandung, Bali and Lombok, a hash train run from Jakarta through the Tea Plantations to Bandung, voted one of the most scenic train journeys in the world.
When you stop hashing we have Safari Parks, Golf, White Water Rafting, Shopping and Sightseeing
We will be supported by all Indonesian Hash Clubs, the Government of Indonesia and the Ministry of Tourism.

Tidak Ada Penyesalan di Gunung Bromo

Kawasan wisata Gunung Bromo yang keindahannya tidak membuat pengunjung menyesal (foto dok)
Merencanakan perjalanan wisata bersama keluarga, temen kerja, teman kuliah dan bahkan temen satu kantor ke sebuah tempat yang dipenuhi suguhan pemandangan yang indah sejauh mata memandang yang dipadu dengan tantangan medan yang cukup menguras tenaga, tentu sungguh menggoda untuk segera direalisasikan. Yah..wisata alam Gunung Bromo misalnya.
Dua kawasan wisata pegunungan tersebut memang sudah sangat terkenal bagi masyarakat Indonesia dan bahkan masyarakat dunia lainnya. Pesona dan keunikan dan cerita legenda yang melekat di dalamnya akan membawa kita kepada kata syukur pada Maha Pencipta atas bius ciptaannya.
Bagi yang sudah pernah melakukan perjalanan wisata ke Gunung Bromo dan Gunung Semeru, hampir dapat dipastikan berkeinginan untuk kembali ke tempat ini. Tapi, dari hampir 230 juta penduduk Indonesia, mungkin baru sebagian kecil yang sudah pernah melakukan perjalanan wisata ke Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Apakah anda salah satu diantaranya yang ingin merencanakan perjalanan wisata ke Gunung Bromo?
Gunung Bromo memiliki ketinggian 2392 M dari permukaan laut ini, adalah gunung berapi yang masih aktif memiliki panorama lanskap pengunungan yang sangat spektakuler terkenal di seluruh dunia, dan termasuk dalam kategori pemandangan yang paling menarik di Indonesia. Wisata Gunung Bromo berada dalam wilayah dataran tinggi Tengger berbentuk kubah lava dan dikelilingi lautan pasir dan ditemani tiga gunung lainya, yaitu gunung Batok (2440 mdpl) dan gunung Kursi (2581 mdpl). Jika kita memandang ke arah selatan, tampak menjulang tinggi gunung tertinggi di pulau Jawa, yaitu Gunung Semeru (3676 mdpl) yang menjadi salah satu gunung teraktif di dunia saat ini .
Bagi wisatawan yang ingin melihat matahari terbit yang sangat menakjubkan, dibutuhkan kemauan yang kuat. Pertama, anda harus siap bangun atau dibangunkan jam 3 subuh, kedua anda pasti akan terkejut begitu keluar ke alam terbuka karena udaranya yang luar biasa dingin dan ketiga, setelah semua sudah siap, anda akan naik mobil toyota hardtop 4×4 duduk berdesakan dan di pagi yang buta anda bersama tamu lainya terlonjak lonjak di toyota hardtop tersebut mengikuti arah jalan yang meliuk liuk terus menampak dengan kiri kanan jurang sedalam 200 meter, perjalanan yang sunguh mendebarkan, namun semua itu akan terbayar begitu mobil hardtop itu berhenti,
keempat, anda masih harus melakukan trekking mengunakan senter di pagi yang masih gelap pekat dan berhenti di pos penjagaan tempat dimana para turis menyaksikan keindahan panorama Gunung Bromo pada saat matahari terbit. Begitu tiba di atas pos pengamatan, panas badan anda masih terasa hangat, biasanya rombongan tiba jam 5 pagi saat cuaca masih gelap. Yang terlihat jutaan bintang menyinari kawasan Gunung Bromo tertutup oleh kabut. Ketika waktu terus berlalu mulai terasa udara dingin sangat mengigit, untung ada para penjual kopi dan teh, lumayan menghangatkan badan yang mengigil karena suhu udara bisa mencapai 2°celcius apabila masih kemarau.
Sekitar pukul 5:30, semburat sinar lembayung mulai terlihat membias alam di sekitar. Gunung Bromo dibawah sana mulai jelas terlihat bak tempurung batok yang dikelilingi kabut tebal yang menyelimuti seluruh dataran pasir, sungguh pemandangan yang luar biasa. pukul 5:45, sinar terang di ufuk timur mulai menyinari seluruh alam semesta dan dari timur ke barat, kabut mulai terlihat menipis, samar samar mulai terlihat daratan lautan pasir.
Pukul 06:00 keajaiban alampun datang, sinar matahari terasa menusuk hangat, alam pun menjadi terang benderang menyingkap kabut yang entah pergi kemana, anda seperti disuguhkan alam maha karya yang luar biasa indahnya. Sekitar pukul 07:30, rombongan wisatawan akhirnya menyudahi kunjungan dan menuju kendaraan hardtop yang menunggu di bawah. Setelah  naik mobil 4×4 itu, rombongan dibawa menuju kawah lautan pasir menyusuri jalanan berbatu menurun curam luar biasa. Benar benar perjalanan yang mendebarkan, namun begitu tiba di daratan pasir yang maha luas, rombonganpun terus melaju menuju puncak Gunung Bromo, untuk menyaksikan dari dekat alam yang begitu indah.
Bagi anda dan keluarga yang masih ingin menikmati sajian lainnya, masih terdapat tempat-tempat lainnya yang juga tidak kalah indahnya. Misalnya saja menyusuri daerah pertanian dan perkebunan yang menjadi sumber mata pencaharian dan penghidupan masyarakat Tengger. Begitu juga dengan mencari tahu legenda-legenda yang ada di masyarakat yang dengan mudah ditunjukkan masyarakat setempat. Untuk membuktikan betapa tiada penyesalan berkunjung ke Gunung Bromo, sebaiknya realisasikan rencana anda.

Wisata Tangkuban Perahu



tangkuban_besar

Gunung Tangkuban Parahu adalah salah satu  gunung yang terletak di jawa barat. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung,  dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah sulfur dan lava  mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang,  mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang.  Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.
Legenda tentang terjadinya Gunung Tangkuban parahu sangat dikenal di Jawa Barat, disebut pula sebagai asal muasal terjadinya Talaga Bandung atau dongeng Sangkuriang. Legenda ini disusun dalam bentuk sastra lisan yang didalamnya mengandung lambang-lambang yang menginformasikan pengalaman manusia purba tentang kebaikan-kejahatan, perkawinan dan kesuburan, dosa,bencana,asal muasal, nasib manusia, tingkah laku dan tujuan hidup manusia serta menjadi alat pendidikan moral bagi masyarakat pendukung kebudayaan tersebut.
Gunung Tangkuban Perahu juga merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif di pulau jawa. Beberapa kali gunung ini tercatat pernah meletus, mengeluarka isi perutnya sehingga menghasilkan sembilan kawah yang tersebar di berbagai tempat di puncak gunung tersebut. Kawah Ratu merupakan kawah terbesar di lokasi ini, dikuti dengan Kawah Upas yang terletak bersebelahan dengan kawah ratu dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki kurang lebih 25 menit menempuh jarak sekitar +/- 1500 meter dari pos pengamat, mengitari tepi Kawah Ratu, berlawanan arah jarum jam.
Kawah Upas memiliki dasar kawah yang dangkal dan datar, dengan pepohonan liar tampak banyak tumbuh di salah satu sisi dasar kawah. Mungkin dikarenakan dangkal dan tidak terlalu luas, disamping juga harus ditempuh dengan jalan kaki terlebih dahulu, (berbeda dengan Kawah Ratu dimana mobil pribadi bisa parkir tepat di bibir kawah), Kawah upas jarang dikunjungi wisatawan. Pemandangan yang disajikan pada Kawah Upas ini cenderung “biasa-biasa” saja, namun dimungkinkan untuk menikmati pemandangan Kawah Ratu dari sisi yang berbeda, mengingat bibir Kawah Ratu dan Kawah Upas menyatu dalam bentuk satu jalur pendakian, dengan Kawah Ratu pada sisi kiri dan Kawah Upas pada sisi kanan.
Beberapa kawah diantaranya menunjukan tanda-tanda keaktifannya berupa keluarnya asap belerang dan munculnya sumber-sumber air panas di kaki gunung, diantaranya di kawasan Ciater, Subang.
Keberadaan gunung Tangkuban Perahu serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya, menguatkan teori keberadaan sebuah telaga (kawah) besar yang kini merupakan kawasan Bandung.
Para ahli geologi menyakini, kawasan dataran tinggi Bandung yang kurang lebih 709 m diatas permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif.
Pesona gunung icon Jawa Barat ini sungguh menakjubkan. Saat cuaca cerah, lekukan tanah pada dinding kawah dapat terlihat dengan jelas, tidak hanya itu, keindahan dasar kawah pun dapat nikmati.
Maha Cipta sang Kuasa inilah yang menjadikan Gunung Tangkuban Perahu menjadi salah satu tempat wisata alam andalan Propinsi Jawa Barat, khususnya Bandung…

Wisata Kawah Putih


Kawah Putih Bandung Selatan Jawa Barat
Kawah Putih, salah satu tempat favourite untuk lokasi foto outdoor baik untuk pre wedding maupun modelling
KOTA BANDUNG
Kota Bandung terletak di dataran tinggi jawa barat yang memiliki ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Karena letaknya yang tinggi maka kita bisa merasakan sejuknya udara pegunungan di pinggiran kota Bandung seperti di Lembang dan Pengalengan. Bagi yang menyukai foto-foto dengan latar belakang city scape ataupun bangunan-bangunan kuno seperti braga street, gedung merdeka, gedung sate, dll, kota Bandung bisa dijadikan alternatif pilihan lokasi foto outdoor anda.
CIWIDEY - KAWAH PUTIH - PENGALENGAN
Kurang lebih 30 km kearah selatan kota Bandung, kita bisa menemukan lokasi foto outdoor yang unik dari pemandangan danau cileunca, kebun teh, hutan pinus yang asri, dan objek wisata kawah putih yang terkenal. Karena keindahan alamnya, daerah bandung selatan ini kerap dikunjungi turis-turis baik domestik maupun mancanegara. Dari kota Bandung, kita memerlukan 1 jam perjalanan untuk dapat tiba di areal wisata agro ini.

Paris Van Java, Bandung


Bandung - a shop at Jalan Braga
a shop at Jalan Braga
BANDUNG, PARIJS VAN JAVA
Bandung is the capital of West Java in Indonesia, 180 kilometers southeast from Jakarta. Bandung is the third largest city in Indonesia and a centre of industry and traditional Sundanese arts – with plenty of cultural performances for tourists – though it suffers from traffic pollution and uninteresting modern developments. Called Parijs van Java (Paris of Java) by the Dutch, its high altitude location makes the weather pleasantly cool. Its European ambiance and sophistication, Bandung shares with Miami a fine legacy of Tropical Deco architecture dating from the 1920's.

The Dutch spotted the potential of this lush, cool plateau and its fertile volcanic slopes in the mid-seventeenth century, and set about cultivating coffee and rice here. Several relics from the city's colonial era remain, including some of the elegant shops along Jalan Braga, and some fine buildings on Jalan Asia-Afrika.

Bandung is Parijs Van Java, apparently attributed for the fact that Bandung offer all the comforts for a city for lovers: beautiful mountain side scenery, the cozy nightime atmosphere, as well as the shady trees that grace at the road sides.

Taari Piring Asli Masyarakat Minangkabau


Tarian Piring merupakan seni tari yang dimiliki oleh orang Minangkabau yang berasal dari Sumatera Barat. Tarian tersebut menggambarkan rasa kegembiraan dan rasa syukur masyarakat Minangkabau ketika musim panen telah tiba, dimana para muda mudi mengayunkan gerak langkah dengan menunjukkan kebolehan mereka dalam mempermainkan piring yang ada di tangan mereka.
Tarian ini diiringi lagu yang dimainkan dengan talempong dan saluang, yang dimana gerakannya dilakukan dengan cepat sambil memegang piring di telapak tangan mereka. Kadangkala piring-piring tersebut mereka lempar ke udara atau mereka menghempaskannya ke tanah dan diinjak oleh para penari tersebut dengan kaki telanjang.
Kesenian tari piring ini dilakukan secara berpasangan maupun secara berkelompok dengan beragam gerakan yang dilakukan dengan cepat, dinamis serta diselingi bunyi piring yang berdentik yang dibawa oleh para penari tersebut. Pada awalnya sejarah tari piring ini memiliki maksud dalam pemujaan masyarakat minangkabau terhadap Dewi Padi dan penghormatan atas hasil panen. Namun pada jaman sekarang tarian tersebut lebih sering diadakan pada acara pernikahan.
Tari Piring ini menjadi sangat digemari bahkan di negeri tetangga juga seperti Malaysia tari ini sering dibawakan. di luar negeri tari piring dikenal dan disenangi karena tarian ini memiliki gerakan yang enerjik, bersemangat, atraktif, dinamis, serta gerakan dari tari tersebut tidak monoton sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para penonton Tari Piring.

Tari Dayak

1. Tari Gantar
Tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam padi. Tongkat menggambarkan kayu penumbuk sedangkan bambu serta biji-bijian didalamnya menggambarkan benih padi dan wadahnya.

Tarian ini cukup terkenal dan sering disajikan dalam penyambutan tamu dan acara-acara lainnya.Tari ini tidak hanya dikenal oleh suku Dayak Tunjung namun juga dikenal oleh suku Dayak Benuaq. Tarian ini dapat dibagi dalam tiga versi yaitu tari Gantar Rayatn, Gantar Busai dan Gantar Senak/Gantar Kusak.

Tari Perang
Tari Perang

2. Tari Kancet Papatai / Tari Perang
Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan si penari.

Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan peralatan perang seperti mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik Sampe.



Tari Kancet Ledo
3. Tari Kancet Ledo / Tari Gong
Jika Tari Kancet Pepatay menggambarkan kejantanan dan keperkasaan pria Dayak Kenyah, sebaliknya Tari Kancet Ledo menggambarkan kelemahlembutan seorang gadis bagai sebatang padi yang meliuk-liuk lembut ditiup oleh angin.

Tari ini dibawakan oleh seorang wanita dengan memakai pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dan pada kedua tangannya memegang rangkaian bulu-bulu ekor burung Enggang. Biasanya tari ini ditarikan diatas sebuah gong, sehingga Kancet Ledo disebut juga Tari Gong.

Minggu, 01 November 2009

Asal-usul Tari Rog-Ponorogo

Ada beberapa versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok. Di bawah ini adalah salah satunya.


Menurut cerita, kelahiran kesenian Reog dimulai pada tahun Saka 900, dilatarbelakangi kisah tentang perjalanan Prabu Kelana Sewandana, Raja Kerajaan Bantarangin yang sedang mencari calon permaisurinya. Bersama prajurit berkuda, dan patihnya yang setia, Bujangganong. Akhirnya gadis pujaan hatinya telah ditemukan, Dewi Sanggalangit, putri Kediri. Namun sang putri menetapkan syarat agar sang prabu menciptakan sebuah kesenian baru terlebih dahulu sebelum dia menerima cinta sang raja. Maka dari situlah terciptalah kesenian Reog. Bentuk Reog pun sebenarnya merupakan sebuah sindiran yang maknanya bahwa sang raja (kepala harimau) sudah disetir atau sangat dipengaruhi oleh permaisurinya (burung merak).

Biasanya satu group dalam pertunjukan Reog terdiri dari seorang Warok Tua, sejumlah warok muda, pembarong, penari Bujang Ganong, dan Prabu Kelono Suwandono. Jumlahnya berkisar antara 20 hingga 30-an orang, peran sentral berada pada tangan warok dan pembarongnya. Tulisan Reog sendiri asalnya dari Reyog, yang huruf - hurufnya mewakili sebuah huruf depan kata-kata dalam tembang macapat Pocung yang berbunyi : rasa kidung/ingwang sukma adiluhung/Yang Widhi/olah kridaning Gusti/gelar gulung kersaning Kang Maha Kuasa.

Penggantian Reyog menjadi Reog yang disebutkan untuk "kepentingan pembangunan" - saat itu sempat menimbulkan polemik. Bupati Ponorogo Markum Singodimejo yang mencetuskan nama Reog (Resik, Endah, Omber, Girang gemirang) tetap mempertahankannya sebagai slogan resmi Kabupaten Ponorogo.

Alur cerita pementasan Reog yaitu Warok, kemudian Jatilan, Bujangganong, Kelana Sewandana, barulah Barongan atau Dadak Merak di bagian akhir. Ketika salah satu unsur di atas sedang beraksi, unsur lain ikut bergerak atau menari meski tidak menonjol. Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri daribeberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada Reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.

Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni Reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar. Adegan dalam seni Reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni Reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.

Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.

Tari Srimpi

Tarian yang diperagakan 4 putri ini masing-masing mendapat sebutan : air, api, angin dan bumi/tanah, yang selain melambangkan terjadinya manusia juga melambangkan empat penjuru mata angin. Sedang nama peranannya Batak, Gulu, Dhada dan Buncit. Komposisinya segi empat yang melambangkan tiang Pendopo. Suatu jenis tari klasik Keraton yang selalu ditarikan oleh 4 penari, karena kata srimpi adalah sinonim bilangan 4. Menurut Dr. Priyono nama srimpi dikaitkan keakar kata “impi” atau mimpi. Menyaksikan tarian lemah gemulai sepanjang ¾ hingga 1 jam itu sepertinya orang dibawa ke alam lain, alam mimpi.

Konon, kemunculan Srimpi berawal dari masa kejayaan Kerajaan Mataram saat Sultan Agung memerintah antara 1613-1646. Tarian ini dianggap sakral karena hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton untuk ritual kenegaraan sampai peringatan naik takhta sultan.

Pada 1775 Kerajaan Mataram pecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta. Perpecahan ini juga berimbas pada tarian Srimpi walaupun inti dari tarian masih sama. Tarian Srimpi di Kesultanan Yogyakarta digolongkan menjadi srimpi babul layar, srimpi dhempel, srimpi genjung. Sedangkan di Kesultanan Surakarta digolongkan menjadi srimpi anglir mendung dan srimpi bondan. Walaupun sudah tercipta sejak lama, tarian ini baru dikenal khalayak banyak sejak 1970-an. Karena sebelumnya terkekang oleh tembok keraton.

Menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi penari Srimpi melambangkan empat mata angin atau empat unsur dari dunia, yaitu : (1) Grama (api), (2) Angin (udara), (3) Toya (air), (4) Bumi (tanah). Sebagai tari klasik istana di samping bedhaya, serimpi hidup di lingkungan istana Yogyakarta. Serimpi merupakan seni yang adhiluhung serta dianggap pusaka Kraton. Tema yang ditampilkan pada tari Srimpi sebenarnya sama dengan tema pada tari Bedhaya Sanga, yaitu menggambarkan pertikaian antara dua hal yang bertentangan antara baik dan buruk, antara benar dan salah, antara akal manusia dan nafsu manusia.

Tema perang dalam Srimpi, menurut RM Wisnu Wardhana, merupakan falsafah hidup ketimuran. Peperangan dalam serimpi merupakan simbolik pertarungan yang tak kunjung habis antara kebaikan dan kejahatan. Beksan serimpi dalam mengekspresikan gerakan tari perang lebih terlihat jelas karena dilakukan dengan gerakan yang sama dari dua pasang prajurit melawan prajurit yang lain dengan dibantu properti tari berupa senjata. Senjata atau properti tari dalam tari putri antara lain berupa : keris kecil atau cundrik, jebeng, tombak pendek, jemparing dan pistol.

Pakaian tari Srimpi mengalami perkembangan. Jika semula seperti pakaian temanten putri Kraton gaya Yogyakarta, dengan dodotan dan gelung bokornya sebagai motif hiasan kepala, maka kemudian beralih ke “kain seredan”, berbaju tanpa lengan, dengan hiasan kepala khusus yng berjumbai bulu burung kasuari, gelung berhiaskan bunga ceplok dan jebehan. Karakteristik pada penari serimpi dikenakannya keris yang diselipkan di depan silang ke kiri. Pengenaan keris pada serimpi adalah karena dipergunakan pada adegan perang, yang merupkan motif karekteristik Srimpi. Disamping keris digunakan pula “jembeng” ialah sebangsa perisak. Bahkan pada zaman Sri Sultan Hamengku Buwana VII dijumpai pula serimpi dengan alat perang pistol yang ditembakkan kearah bawah, pada akhir abad ke-19. Pola iringan srimpi adalah gendhing “sabrangan” untuk perjalanan keluar dan masuknya penari dibarengi bunyi musik tiup dan genderang dengan pukulan irama khusus. Pada bagian tarinya mempergunakan gendhing-gendhing tengahan atau gendhing ageng yang berkelanjutan irama ketuk 4, kemudian masuk ke gendhing ladrang kemudian ayak-ayak beserta srebegannya khusus untuk iringan perang.
(dari berbagai sumber Jawapalace.org, http://www.tasteofjogja.com/web/ida/detailbud.asp?idbud=250, foto tarian Srimpi di atas digelar di Pendopo Karta Pustaka Yogyakarta Desember 2006






  





Tari Topeng dan Macapat

Tari topeng ini telah lama dikenal oleh masyarakat Malang dan dahulu tari ini merupakan tradisi yang tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Setiap orang yang mengadakan upacaraatau pesta, selalu diawali dengan tari Beskalan. Tari ini memiliki maksud sebagai pembuka dalam acara tersebut. Sejalan dengan perkembangan jaman dan teknologi, Tari Topeng yang merupakan Identitas dari malang mulai ditinggalkan. Banyak kaum muda yang sudah enggan untuk melanjutkannya karena, merasa bahwa tari tersebut kunodan ketinggalan jaman. Hanya sebagaian kecil yang mau meneruskanya, itupun karena orang tua mereka ataupun dekan dengan penari topeng. Kini tari topeng hanya memiliki sedikit penari yang bisa memainkanya, dan umur merekapun sudah terlalu tua untuk menari dengan baik. Menyikapi hal ini beberapa seniman topeng membuat suatu tempat pendidikan tari.Seperti diDusun Kedungmonggo, Desa Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, berdiri sebuah padepokan kesenian tari topeng Malangan Asmorobangun, yang di pimpin oleh Karimun. Laki-laki yang sudah umurnya menginjak kepala delapan ini,telah lama malang melintang di dunia tari.Atas kesadarannya akan tari topeng yang kian hari semakin ditinggalkan generasi muda, dibuatlah padepokan itu. Dengan usaha yang gigih tidak mengenalwaktu, Karimun yang biasa dipanggil Mbah Mun ini,memberikan ilmu tari tersebut kepada pemuda yang tertarik tanpa memungut biaya. Selain di Kedungmonggo,padepokan yang sama juga didirikan di Desa Tulusbesar Kecamatan Tumpang yang dipimpin oleh Muhammad Soleh. Sedangkan di Kecamatan jabung kesenian malah mendapat perhatian besardari masyarakat yang tergolong jauh dari pusat kota. Banyak anak kecil yang telah mahir untuk memainkan tari tersebut.
MACAPAT
Selain kesenian tari topeng malangan,seni membacakan suatu cerita dengan dilagukan juga pernah berkembang di Malang yaitu Macapat. Seni membacakan cerita dengan di lagukan ini memiliki beberapa versi cerita diantaranya Layang Amat Mukamad dan Layang Yusuf. Layang atau (cerita)Amat Mukamat ini menceritakan tentang perjalanan dua bersaudara Amat dan Mukamat dari kejaran seorang juragan yang menuduh mereka mencuri makananya.Dalam pembacaan cerita ini kadang diselingi dengan guyonan (canda) dari para pembaca ketika menceritakan dialog yang terjadi dalam cerita itu. Sedangka Layang Yusuf memiliki alur cerita yang hampir sama dengan kisah Nabi Yusuf dalam agama Islam. Kesenian ini memiliki banyak versi, selain di Malang,Macapat juga berkembang di daerah Karangasem,Bali. Kesenian yang di gunakan sebagai alat untuk penyebaran agama Islam di Pulau Jawa olekh para wali ini berkembang pada abad ke -XIV.Ada beberapa kitab yang sampai saat ini masih belum dapat dibacakan secara bebas karena,isi cerita dari kitab tersebut masih dianggap kontrofersial . Cerita ini sering dibacakan dalam acara selamatan (pesta masyarakat untuk memanjatkan doa ) menempati rumah baru atau memiliki anggota baru. Kini pembaca yang bisa dengan fasih membacakan sudah jarang, tinggal beberapa saja dan lanjut usia tua. Sutrisno , Sawab dan Wagimun adalah tiga pembaca yang biasa membawakan Macapat ini berada di Desa Gelagadowo, Kecamatan Tumpang sepertui halnya Mbah Mun, ketiga serangkai ini tengah berusaha menghidupkan kembali kesenian yang hampir mati tersebut. Kekayaan kesenian Malang ini perlu mendapatkan perhatian dari Pemerintah terutama masyarakat dan generasi muda , karena tidak dilakukan akan hilang dan generasi penerus hanya tahu ceritanya saja. Sebagian seniman yang masih peduli dengan kesenian khas Malang, berusaha untuk melestarikan dengan mengundang dalam beberapa acara kesenian di Malang.

Tari Kecak, Bali


Di Bali terdapat sejenis tarian yang cukup unik, dan dimainkan terutama oleh laki-laki dimana jumlah pemainnya mencapai puluhan atau lebih penari yang duduk berbaris dan melingkar dengan irama tertentu menyerukan suara “cak” sambil mengangkat kedua tangannya. Hal tersebut menggambarkan ketika barisan kera membantu Rama melawan Rahwana dalam kisah Ramayana.
Kecak berasal dari ritual Sanghyang, yaitu tradisi dimana penarinya akan dalam keadaan tidak sadar karena melakukan komunikasi dengan tuhan, atau roh para leluhur yang kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat. Pada tari kecak tidak menggunakan alat musik dan hanya menggunakan kincringan yang dikenakan pada kaki para penari yang sedang memerankan tokoh-tokoh Ramayana. Sedangkan para penari yang duduk melingkar mengenakan kain kotak-kotak yang melingkari pinggang mereka.
Tari kecak ini di ciptakan pada tahun 1930-an oleh Wayan Limbak dan dengan seorang pelukis Jerman Walter Spies. Mereka menciptakan tari tersebut berdasarkan tradisi sanghyang kuno dan mengambil dari bagian-bagian kisah Ramayana. Tarian ini menjadi populer ketika Wayan Limbak bersama penari Bali-nya tour berkeliling dunia mengenalkan tarian Kecak tersebut. Hingga kini tari kecak menjadi tarian seni khas Bali yang terkenal.

Jumat, 30 Oktober 2009

Seni Tari Saman


Tarian saman diciptakan dan dikembangkan oleh ulama Aceh, seorang tokoh Agama Islam bernama Syeh Saman. Awalnya tarian ini hanya merupakan permainan rakyat biasa yang disebut Pok Ane. Karena masyarakat mempunyai minat yang tinggi maka disisipilah dengan syair-syair tentang puji-pujian kepada Allah SWT. Sehingga tarian ini juga menjadi media dakwah pada masa itu. Latihan biasanya dilakukan di bawah kolong menasah. Meunasah adalah mushalla yang bangunannya dibuat panggung. Dan mereka tidak ketinggalan mengerjakan shalat berjamaah. Kondisi Aceh yang dalam suasana perang, maka syair-syair pun dibuat untuk menambah semangat juang rakyat Aceh. Saat ini tarian ini lebih sering di pertunjukkan pada perayaan-perayaan daerah, keagamaan. Tari Saman mulai unjuk gigi pada saat pertunjukkan pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) II serta di peresmian Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Gemuruh Saman di TMII menggemparkan tidak hanya nusantara namun sampai ke manca negara.
Syair saman dipergunakan bahasa Arab dan bahasa Aceh. Tarian ini tidak mempunyai iringan permainan, karena dengan gerakan-gerakan tangan dan syair yang dilagukan serta dengan menghempaskan badan ke berbagai arah dalam satu sinkronisasi, telah membuat suasana menjadi gembira. Tetapi sekarang, tarian yang berasal dari dataran tinggi Gayo tersebut biasanya sering ditampilkan menggunakan iringan alat musik seperti gendang.
Lagu-lagu (gerak-gerik tari) pada dasarnya adalah sama, yakni dengan tepukan tangan, tepukan dada dan tepukan diatas lutut, mengangkat tangan ke atas secara bergantian. Lagu-lagu yang dipakai pada tari saman tidak bersifat tetap (kecuali rengum). Dimana syair maupun iramanya berubah-ubah menurut tempat, waktu dan situasi pertunjukan. Sehingga tidak ada syair yang baku untuk tari saman. Saman dapat dibagi berdasarkan tempat asalnya : Saman Gayo di Aceh Tenggara dan Tengah, Saman Lokop di Aceh Timur, Saman Aceh Barat di Aceh Barat.
Dipimpin oleh seorang yang disebut Syech. Hampir semua tarian Aceh dilakukan beramai-ramai. Ini memerlukan kerjasama dan saling percaya antara syech dengan para penarinya. Karena tarian ini berdasarkan gerak yang dinamis, cepat, serta konsentrasi yang tinggi sehingga tarian berkelompok ini banyak dimainkan oleh penari laki-laki. Namun sekarang juga sudah dimainkan oleh penari perempuan atau campuran.
Kegiatan tari ini biasanya dilakukan guna merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, atau peristiwa penting lainnya di dalam adat masyarakat Aceh. Awalnya pertunjukan saman dimainkan dengan syair-syiar bertemakan dakwah atau ajaran agama. Perkembangan akhirnya membuat syair-syair saman bertemakan lainnya, seperti tentang pembangunan, adat-istiadat, pertanian, muda-mudi dan lain-lain. Cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam :

  1. Rengum, yaitu auman (suara bergumam) yang diawali oleh pengangkat.


  2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.


  3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.


  4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak


  5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.

Dalam setiap pertunjukan semuanya itu di sinergikan sehingga mengahasilkan suatu gerak tarian yang mengagumkan. Jadi kekuatan tari Saman tidak hanya terletak pada syairnya saja namun gerak yang kompak menjadi nilai lebih dalam tarian. Ini boleh terwujud dari kepatuhan para penarinya dalam memainkan perannya masing-masing. Contoh syair saman tentang muda-mudi seperti di bawah ini

Kamis, 08 Oktober 2009


Anda ingin kulit wajah terlihat sehat dan cantik, cobalah untuk kembali ke alam. Di Cina sangat terkenal dengan kehalusan kulitnya lebih memilih memakai sayur dan buah daripada mengolesi kulit dengan krem dan kosmetika pabrikan lainnya.
Kelebihan buah dan sayuran adalah bebas dari zat pengawet dan pewangi sehingga aman bagi kulit yang sesensitif apa pun. Kandungan air dalam buah dan sayur dapat melembabkan kulit serta lemaknya menghalangi proses penguapan air melalui pori-pori. Sehingga akan menghasilkan kulit tampak bersih, lembut, lentur dan bercahaya.
Tetapi tidak semua buah dan sayur dapat memulihkan kulit anda. Pada timun, jeruk, apel, labu, kacang kedelai, seledri dan pisang sangat baik untuk kebersihan kulit anda terutama daerah wajah. Caranya sangat mudah yaitu dengan melumatnya lalu kenakan sebagai “krem” penghalus wajah.
Bila anda ingin memutihkan wajah, gunakan labu, mentimun dan kacang kedelai. Kandungan vitamin B dan C dalam labu ternyata dapat memutihkan kulit serta meredam bercak kemerahan pada kulit karena sengatan matahari. Mentimun yang kaya vitamin, lemak dan mineral juga dapat memutihkan kulit tetapi sebaiknya jangan anda campur buah atau sayur yang mengandung vitamin C karena akan menetralkan vitamin dalam mentimun tersebut. Sedangkan vitamin, kalsium, lemak dan protein pada kacang kedelai berfungsi memberi gizi, melembabkan serta mengatasi iritasi pada kulit.
Untuk membuat ramuan sebaiknya rebus 150 gr labu lalu lumatkan dan campurkan satu buah mentimun berukuran sedang dengan blender. Rendam 50 gr kacang kedelai selama beberapa jam, lalu haluskan dengan blender.
Sebelumnya bersihkan wajah dengan pembersih yang mengandung sari mentimun. Lalu oleskan krim mutiara (pearl cream) pada wajah secara merata, pijat perlahan-lahan memutar dan diamkan beberapa saat. Olesi wajah dengan jus mentimun 1/3 bagian saja secara tipis dan merata, lakukan juga pijatan ringan merata kurang lebih 1 menit.
Langkah selanjutnya ada penguapan pada wajah dengan mencampurkan sisa jus mentimun ke dalam baskom berisi air panas. Biarkan uap air itu mengenai wajah anda selama 5-10 menit hingga wajah anda terasa hangat. Lalu oleskan secara tipis jus kacang kedelai pada wajah dan pijat secara merata selama 5 menit. Diamkan sesaat dan kemudian hapus semua dengan waslap basah.
Terakhir gunakanlah lumatan labu sebagai masker wajah dan biarkan selama 20 menit, lalu bersihkan. Maka wajah anda akan tampak lebih bersih dan putih dalam waktu yang lebih singkat daripada produk pemutih lainnya. Selamat Mencoba. twp

Candi Borobur

Candi Borobudur
Jumat, 08 Mei 2009
Topik: Wisata

Borobudur merupakan candi terbesar di Indonesia. Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, selain menjadi obyek wisata yang ramai dikunjungi, juga menjadi pusat ibadat bagi penganut Buddha di Indonesia khususnya pada setiap perayaan Waisak. Hal ini sesuai dengan arti namanya yaitu "biara di perbukitan". Saat ini Borobudur ditetapkan sebagai salah satu Warisan Dunia

Pariwisata INDONESIA

Lampung & Krakatau Volcanic Island





Ancient Chinese travel chronicles refer to a place in the most southerly part of Sumatra called “Lampung” or “place of southerly winds”. The province is gene-rally flat with the highest mountains of Gunung Pesagi, Tanggamas, Seminiung, Sekincau and Raya all being dormant volcanoes. Bandar Lampung, the Provincial capital, was formerly two separate towns, Tanjungkarang and the port of Teluk Betung, which after the infamous eruption of Krakatau were both completely covered in volcanic ash. In the course of development, however this town have merged together to become one single city.
Tourist Office:
Jl. Ahmad Dahlan No. 79, Gunung Mas,
Bandar Lampung 35211
Phone. (0721) 263401, 361430
Fax. (0721) 266184




Getting there:
Domestic airlines have daily flight from Jakarta. Rajabasa bus terminal is one of the busiest in Sumatra, with a constant flow of departures. The trip from Jakarta takes eight hours which include crossing Sunda strait between Merak in Java and Bakaheuni Lampung by ferry. Three trains a day run from Palembang.

Tourism Events
Krakatau Festival. This annual event is held at the end of August 25-30 2008 the festival commemorate Krakatau’s eruption in the late 19th century. The volcano is located in the Sunda Strait, South of Lampung, in the southern tip of Sumatra.

Places of Interest=]
Bandar Lampung has a Museum and a Monument of Krakatau Eruption.
Krakatau Island

Krakatau is an inhabited island and located on the southern part of the Bay of Lampung. Krakatau is reachable in three hours by boat from Canti, a fishing village near Kalianda, South Lampung. Anak Krakatau (Child of Krakatau) is still growing, first emerging from the sea in early 1928, 45 years after the legendary eruption in 1883.
Krakatau Island is currently among three destination in Indonesia that has been  qualified in the New 7 Wonders of Nature campaign held by the New 7 Wonders Foundation (two other candidates is Lake Toba and and Komodo National Park). You could support Krakatau Island to become the New 7 Wonders of Nature by voting through the following the URL:
http://www.new7wonders.com/nature/en/liveranking/


Malaysia Klaim Tari Pendek Milik Indonesi

 JAKARTA--Malaysia kembali mengklaim budaya Indonesia -- tarian pendet, Bali -- menjadi budaya mereka yang dicantumkan dalam iklan visit year mereka. Sebelumnya, mereka telah mengklaim angklung, reog Ponorogo, batik, Hombo Batu, dan Tari Folaya.

Budayawan, Radhar Panca Dahana, mengatakan pengklaiman budaya Indonesia oleh Malaysia untuk kesekian kalinya merupakan kesalahan pemerintah Indonesia sendiri. "Ya tidak apa-apa lah, kita juga suka mengambil budaya lain untuk untuk promosi," katanya kepada Republika, Rabu (19/8).

Ia menilai kecolongan budaya tersebut sebenarnya sebuah cermin atau refleksi. Ia menilai kita terluka dan malu, karena kita sadar sebagai pemilik kebudayaan itu kita tidak memperhatikannya. "Selama ini kebudayaan dipinggirkan, pemerintah dan masyarakat tak lagi peduli," ujarnya.

Sedangkan negara lain, seperti Malaysia, kata Radhar, membutuhkan ekstensi kebudayaan, karena kebudayaan adalah senjata terbaik untuk diplomasi internasional. Potensi bisnisnya bagus. "Malaysia tahu mereka kekurangan budaya, mereka pintar melihat kebudayaan negara tetangganya, dan mereka menghargai budaya untuk mencari keuntungan, sedangkan pemerintah kita tidak peduli. Hanya peduli pada olahraga dan program lainnya," katanya.

Untuk itu, kata Radhar, kedepannya agar Indonesia tidak kecolongan lagi, pemerintah harus perhatikan kebudayaan itu. "Kita majukan budaya kita supaya kita ada di depan, munculkan budaya kita dalam upacara-upacara, acara-acara, jangan lagu-lagu masa kini yang dinyanyikan oleh Presiden kita," tandasnya. she/kpo

Let's Celebrate Batik

By Agustian Hermanto on September 29, 2009

Batik cloth (purchased in Yogyakarta) - Gebati...

This Friday, October 2nd, President Susilo Bambang Yudhoyono has asked for all Indonesians and Indonesians enthusiast to wear batik in the celebration of Batik Day.

“Batik is regarded as a cultural icon with its own uniqueness. It contains symbols and a deep philosophy of the human life cycle — and it was submitted by Indonesia as a non-material element of cultural heritage,” Coordinating Minister for the People’s Welfare Aburizal Bakrie told a press conference at Bogor Presidential Palace on Monday.

“We’ve been told that batik has been recognized as an element of global cultural heritage produced by Indonesians. The President has called on all Indonesians to wear batik on Oct. 2, to celebrate batik.”

Batik is a wax-resistant dyeing technique used on textiles. Due to modern advances in the textile industry, the term is also used for fabrics incorporating traditional batik patterns that are not necessarily produced using traditional batik techniques.

In the past, Indonesians, mostly adults, wear batik only at formal events. Nowadays it has become increasingly popular even among the younger generation with batik factories starting to manufacture more wearer-friendly and fashionable batik outfits.

Many office workers now wear batik on a daily basis, while local designers compete to produce more attractive designs.

While batik originated in Javanese courts, several other regions in Indonesia also have their own styles of batik. The fabric is also widely worn in countries such as Malaysia, Singapore and Thailand.

Aburizal explained that the jury team from UNESCO, before declaring batik an element of global cultural heritage, had inquired about the origins of Indonesian batik, on the government’s protection of it and to what extent batik was a part of local community life.

Culture and Tourism Minister Jero Wacik said batik was therefore Indonesia’s third tradition to secure UNESCO’s recognition as an element of non-material global cultural heritage.

In 2003, the UN body named wayang (Indonesia’s traditional shadow puppets) and keris (traditional wavy blades) as elements of non-material cultural heritage.

“And now we are submitting angklung (traditional musical instrument made of bamboo) as an element of global cultural heritage from Indonesia,” Jero said.

“We will keep fighting for our heritage one tradition at a time.”

pages