-
Rengum, yaitu auman (suara bergumam) yang diawali oleh pengangkat.
-
Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
-
Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
-
Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak
-
Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
Jumat, 30 Oktober 2009
Seni Tari Saman
Kamis, 08 Oktober 2009
Kelebihan buah dan sayuran adalah bebas dari zat pengawet dan pewangi sehingga aman bagi kulit yang sesensitif apa pun. Kandungan air dalam buah dan sayur dapat melembabkan kulit serta lemaknya menghalangi proses penguapan air melalui pori-pori. Sehingga akan menghasilkan kulit tampak bersih, lembut, lentur dan bercahaya.
Tetapi tidak semua buah dan sayur dapat memulihkan kulit anda. Pada timun, jeruk, apel, labu, kacang kedelai, seledri dan pisang sangat baik untuk kebersihan kulit anda terutama daerah wajah. Caranya sangat mudah yaitu dengan melumatnya lalu kenakan sebagai “krem” penghalus wajah.
Bila anda ingin memutihkan wajah, gunakan labu, mentimun dan kacang kedelai. Kandungan vitamin B dan C dalam labu ternyata dapat memutihkan kulit serta meredam bercak kemerahan pada kulit karena sengatan matahari. Mentimun yang kaya vitamin, lemak dan mineral juga dapat memutihkan kulit tetapi sebaiknya jangan anda campur buah atau sayur yang mengandung vitamin C karena akan menetralkan vitamin dalam mentimun tersebut. Sedangkan vitamin, kalsium, lemak dan protein pada kacang kedelai berfungsi memberi gizi, melembabkan serta mengatasi iritasi pada kulit.
Untuk membuat ramuan sebaiknya rebus 150 gr labu lalu lumatkan dan campurkan satu buah mentimun berukuran sedang dengan blender. Rendam 50 gr kacang kedelai selama beberapa jam, lalu haluskan dengan blender.
Sebelumnya bersihkan wajah dengan pembersih yang mengandung sari mentimun. Lalu oleskan krim mutiara (pearl cream) pada wajah secara merata, pijat perlahan-lahan memutar dan diamkan beberapa saat. Olesi wajah dengan jus mentimun 1/3 bagian saja secara tipis dan merata, lakukan juga pijatan ringan merata kurang lebih 1 menit.
Langkah selanjutnya ada penguapan pada wajah dengan mencampurkan sisa jus mentimun ke dalam baskom berisi air panas. Biarkan uap air itu mengenai wajah anda selama 5-10 menit hingga wajah anda terasa hangat. Lalu oleskan secara tipis jus kacang kedelai pada wajah dan pijat secara merata selama 5 menit. Diamkan sesaat dan kemudian hapus semua dengan waslap basah.
Terakhir gunakanlah lumatan labu sebagai masker wajah dan biarkan selama 20 menit, lalu bersihkan. Maka wajah anda akan tampak lebih bersih dan putih dalam waktu yang lebih singkat daripada produk pemutih lainnya. Selamat Mencoba. twp
Candi Borobur
Pariwisata INDONESIA
Lampung & Krakatau Volcanic Island
Jl. Ahmad Dahlan No. 79, Gunung Mas,
Bandar Lampung 35211
Phone. (0721) 263401, 361430
Fax. (0721) 266184
Domestic airlines have daily flight from Jakarta. Rajabasa bus terminal is one of the busiest in Sumatra, with a constant flow of departures. The trip from Jakarta takes eight hours which include crossing Sunda strait between Merak in Java and Bakaheuni Lampung by ferry. Three trains a day run from Palembang.
Krakatau Festival. This annual event is held at the end of August 25-30 2008 the festival commemorate Krakatau’s eruption in the late 19th century. The volcano is located in the Sunda Strait, South of Lampung, in the southern tip of Sumatra.
Malaysia Klaim Tari Pendek Milik Indonesi
Budayawan, Radhar Panca Dahana, mengatakan pengklaiman budaya Indonesia oleh Malaysia untuk kesekian kalinya merupakan kesalahan pemerintah Indonesia sendiri. "Ya tidak apa-apa lah, kita juga suka mengambil budaya lain untuk untuk promosi," katanya kepada Republika, Rabu (19/8).
Ia menilai kecolongan budaya tersebut sebenarnya sebuah cermin atau refleksi. Ia menilai kita terluka dan malu, karena kita sadar sebagai pemilik kebudayaan itu kita tidak memperhatikannya. "Selama ini kebudayaan dipinggirkan, pemerintah dan masyarakat tak lagi peduli," ujarnya.
Sedangkan negara lain, seperti Malaysia, kata Radhar, membutuhkan ekstensi kebudayaan, karena kebudayaan adalah senjata terbaik untuk diplomasi internasional. Potensi bisnisnya bagus. "Malaysia tahu mereka kekurangan budaya, mereka pintar melihat kebudayaan negara tetangganya, dan mereka menghargai budaya untuk mencari keuntungan, sedangkan pemerintah kita tidak peduli. Hanya peduli pada olahraga dan program lainnya," katanya.
Untuk itu, kata Radhar, kedepannya agar Indonesia tidak kecolongan lagi, pemerintah harus perhatikan kebudayaan itu. "Kita majukan budaya kita supaya kita ada di depan, munculkan budaya kita dalam upacara-upacara, acara-acara, jangan lagu-lagu masa kini yang dinyanyikan oleh Presiden kita," tandasnya. she/kpo
Let's Celebrate Batik
By Agustian Hermanto on September 29, 2009
This Friday, October 2nd, President Susilo Bambang Yudhoyono has asked for all Indonesians and Indonesians enthusiast to wear batik in the celebration of Batik Day.
“Batik is regarded as a cultural icon with its own uniqueness. It contains symbols and a deep philosophy of the human life cycle — and it was submitted by Indonesia as a non-material element of cultural heritage,” Coordinating Minister for the People’s Welfare Aburizal Bakrie told a press conference at Bogor Presidential Palace on Monday.
“We’ve been told that batik has been recognized as an element of global cultural heritage produced by Indonesians. The President has called on all Indonesians to wear batik on Oct. 2, to celebrate batik.”
Batik is a wax-resistant dyeing technique used on textiles. Due to modern advances in the textile industry, the term is also used for fabrics incorporating traditional batik patterns that are not necessarily produced using traditional batik techniques.
In the past, Indonesians, mostly adults, wear batik only at formal events. Nowadays it has become increasingly popular even among the younger generation with batik factories starting to manufacture more wearer-friendly and fashionable batik outfits.
Many office workers now wear batik on a daily basis, while local designers compete to produce more attractive designs.
While batik originated in Javanese courts, several other regions in Indonesia also have their own styles of batik. The fabric is also widely worn in countries such as Malaysia, Singapore and Thailand.
Aburizal explained that the jury team from UNESCO, before declaring batik an element of global cultural heritage, had inquired about the origins of Indonesian batik, on the government’s protection of it and to what extent batik was a part of local community life.
Culture and Tourism Minister Jero Wacik said batik was therefore Indonesia’s third tradition to secure UNESCO’s recognition as an element of non-material global cultural heritage.
In 2003, the UN body named wayang (Indonesia’s traditional shadow puppets) and keris (traditional wavy blades) as elements of non-material cultural heritage.
“And now we are submitting angklung (traditional musical instrument made of bamboo) as an element of global cultural heritage from Indonesia,” Jero said.
“We will keep fighting for our heritage one tradition at a time.”